Pukul 09.15 pagi, dari landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta, pesawat AirAsia yang kami tumpangi mulai bergerak, perlahan namun pasti. Sebuah sensasi mendebarkan yang tak hanya kurasakan, tapi juga terpancar jelas dari mata berbinar Raffi dan Fathan, kedua putra remajaku.
Ini adalah pengalaman penerbangan pertama mereka, dan kebetulan, kami mendapatkan kursi yang sempurna. Saya di dekat jendela, dan dua putra saya juga masing-masing di kursi jendela di barisan berbeda. Sementara my sweetie duduk berdampingan dengan Fathan.
Begitu pesawat lepas landas, teriakan kecil penuh syukur dan takjub keluar dari mulut Raffi dan Fathan saat pemandangan rumah dan gedung di bawah perlahan mengecil, digantikan hamparan awan putih yang memesona.
Begitu pesawat lepas landas, teriakan kecil penuh syukur dan takjub keluar dari mulut Raffi dan Fathan saat pemandangan rumah dan gedung di bawah perlahan mengecil, digantikan hamparan awan putih yang memesona.
"Keren banget, pah!", seru Raffi, jarinya tak henti menunjuk ke luar jendela. Fathan tak kalah antusias, sibuk merekam pemandangan dengan ponselnya. Saya tersenyum, ikut merasakan kembali kegembiraan saat pertama kali melihat dunia dari ketinggian.
Perjalanan dengan AirAsia ini terasa begitu nyaman. Meskipun kabin cukup ramai, suasana tetap tenang. Para pramugari sigap melayani, dan kami sempat memesan beberapa camilan ringan.
Penerbangan yang diperkirakan memakan waktu sekitar satu jam lima puluh menit ini terasa begitu singkat. Obrolan ringan kami tentang destinasi liburan di Bali yang sudah direncanakan—dari pantai eksotis hingga pura-pura sakral—membuat waktu berlalu begitu cepat.
Tak terasa, pramugari mengumumkan bahwa kami akan segera mendarat. Pemandangan pulau Bali dengan garis pantainya yang indah dan laut biru jernih mulai terlihat. Pendaratan di Bandara Ngurah Rai pukul 12.15 berjalan mulus.
Tak terasa, pramugari mengumumkan bahwa kami akan segera mendarat. Pemandangan pulau Bali dengan garis pantainya yang indah dan laut biru jernih mulai terlihat. Pendaratan di Bandara Ngurah Rai pukul 12.15 berjalan mulus.
Begitu roda pesawat menyentuh landasan, kembali ucap syukur dari Raffi dan Fathan terdengar pelan. Pengalaman terbang perdana mereka dengan AirAsia menuju Bali ini tak hanya nyaman, tetapi juga menjadi awal petualangan keluarga yang tak terlupakan.