Pernah nggak ngalamin saat mau ambil keputusan, tapi rasanya galau banget karena mikirin perasaan atau opini pribadi aja? Nah, itu dia bahayanya keputusan yang didasarkan pada subjektivitas!
Padahal, setiap tindakan yang kita ambil, entah itu di sekolah, kantor, atau bahkan pas milih tempat makan sekalipun, butuh banget alasan yang objektif.
Suatu ketika, misalnya kamu disuruh milih ketua panitia acara. Kalau kamu milih temanmu cuma karena dia teman dekat, padahal kemampuan leadership-nya kurang, apa yang terjadi? Bisa-bisa acara jadi kacau balau karena keputusannya nggak didasari pertimbangan yang matang.
Suatu ketika, misalnya kamu disuruh milih ketua panitia acara. Kalau kamu milih temanmu cuma karena dia teman dekat, padahal kemampuan leadership-nya kurang, apa yang terjadi? Bisa-bisa acara jadi kacau balau karena keputusannya nggak didasari pertimbangan yang matang.
Atau, pas kamu lagi investasi, eh malah ikut-ikutan tren yang lagi viral tanpa riset dulu. Bisa jadi boncos berat, kan?
Keputusan subjektif itu kayak jalan di kegelapan tanpa senter. Kita bisa nabrak sana-sini karena nggak ada panduan yang jelas. Akibatnya, akan banyak kerugian, mulai dari waktu, tenaga, sampai materi.
Keputusan subjektif itu kayak jalan di kegelapan tanpa senter. Kita bisa nabrak sana-sini karena nggak ada panduan yang jelas. Akibatnya, akan banyak kerugian, mulai dari waktu, tenaga, sampai materi.
Hubungan juga bisa rusak kalau kita sering bikin keputusan yang cuma mikirin diri sendiri atau kelompok sendiri.
Menurut Daniel Kahneman, dalam bukunya Thinking, Fast and Slow, otak kita sering banget terjebak dalam bias kognitif.
Menurut Daniel Kahneman, dalam bukunya Thinking, Fast and Slow, otak kita sering banget terjebak dalam bias kognitif.
Kita cenderung cepat ambil kesimpulan berdasarkan intuisi atau emosi, padahal seharusnya kita meluangkan waktu untuk berpikir rasional dan mempertimbangkan data.
Artinya, penting banget buat kita melatih diri biar bisa lebih objektif dalam mengambil keputusan.
Gimana caranya? Coba kumpulin informasi sebanyak-banyaknya, evaluasi pro dan kontranya, terus minta pendapat dari orang lain yang punya perspektif berbeda. Jangan cuma dengerin suara hati yang kadang bias.
Gimana caranya? Coba kumpulin informasi sebanyak-banyaknya, evaluasi pro dan kontranya, terus minta pendapat dari orang lain yang punya perspektif berbeda. Jangan cuma dengerin suara hati yang kadang bias.
Dengan begitu, setiap tindakan kita bakal punya fondasi yang kuat dan hasilnya pun jadi lebih optimal. Yuk, mulai biasakan berpikir objektif!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar